Los pakaian seken di Pasar Inpres Prabumulih tampak sepi pembeli |
Prabumulih, Laparta News - Sejumlah pedagang pakaian seken (BJ) di Pasar Inpres Prabumulih, mengeluhkan sepinya pembeli. Hal tersebut membuat omset penjualan mereka merosot.
Sepinya pembeli dipengaruhi oleh masih rendahnya harga karet menjadi sumber mata pencarian masyarakat Prabumulih. Meskipun demikian, para pedagang pakaian seken ini masih tetap bertahan.
Seperti yang diungkapkan oleh Darni (38), sepinya pembeli sudah terasa sejak dua tahun terakhir. Bahkan omset penjualan menurun drastis hingga 50 persen.
"Tidak ada perubahan sejak dua tahun terakhir, bahkan terasa makin menurun. Kadang pernah saja sampai tidak pernah laku terjual," ungkap Darni saat dibincangi, Senin (10/09).
Menurutnya, sejumlah pedagang pakaian seken pun sudah mulai beralih menjual pakaian baru. Meskipun modal yang dikeluarkan lebih besar daripada modal pakaian seken.
"Dulu ada sekitar 20 orang pedagang pakaian seken. Kalau sekarang sudah banyak yang berkurang. Ada yang beralih menjual pakaian baru namun ada juga yang benar-benar tutup. Yang tersisa sekarang tidak sampai 10 orang," bebernya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Leni (45), turunya daya beli masyarakat membuat dirinya sulit untuk menghabiskan stok pakaian yang telah dibeli dari agen. Ia pun terpaksa harus menunda menambah stok pakaian bekas untuk dijual.
"Kalau untuk suplay masih terbilang lancar. Kita langsung ambil dari Palembang. Ada yang sudah disortir dan ada juga yang masih dalam bentuk bal," terangnya.
Tidak jelasnya perekonomian saat ini juga berdampak pada tidak menentunya harga sejumlah barang di pasaran. Sebagai pedagang yang menggantungkan hidup dengan berjualan pakaian seken, ia hanya bisa berharap agar kondisi ekonomi masyarakat membaik.
"Khususnya para petani, kalau harga karet mahal maka pasar akan ramai pembeli. Apalagi masyarakat Prabumulih sangat bertumpu pada penghasilan karet. Percuma kalau hasil karetnya melimpah tapi harganya rendah," tandasnya. (LN 01)
0 Komentar