Herman Deru saat berdiskusi dengan rombongan Anggota Komisi X DPR RI |
Palembang, Laparta News - Rendahnya harga karet dan tingginya angka kemiskinan di Sumsel menjadi dua masalah yang spontan dikeluhkan Gubernur Sumsel Herman Deru. Hal itu ia sampaikan saat menerima Anggota Tim Kunker Reses Komisi X DPR RI Masa Reses Persidangan II Tahun Sidang 2018-2019 di Griya Agung, Selasa (14/12).
Menurut HD, dua hal itu sangat berkaitan erat dengan kualitas dan kelangsungan pendidikan bagi anak-anak di Sumsel, karena sebagian besar mata pencahariaan orang tua mereka adalah petani karet dan sawit.
"Sebagian besar karet di Indonesia ini ada di Sumsel. Saya minta ada terobosan untuk memperbaiki harga jual karet dan sawit ini supaya spirit anak-anak petani karet ini bersekolah tetap terjaga," jelasnya.
Sementara ini lanjut HD guna mendongkrak harga komoditi andalan Sumsel tersebut, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya salah satunya segera mendirikan pabrik ban. Pabrik ini diharapkan dapat menyerap karet di tingkat petani.
Sedangkan untuk komoditi sawit, HD berencana kembali mengadopsi programnya saat menjadi Bupati OKUT mengubah sawit dan turunannya CPO menjadi tenaga biodesel dan keluar sebagai produk-produk seperti B100 atau B20.
"OKUT pernah melakukannya dan ini bisa jadi jalan keluar. Saat ini produk CPO kita sulit keluar karena terhalang di Eropa. Saya pikir ini strategi marketing mereka juga karena mereka menjual minyak bunga matahari," jelas HD.
Bukan hanya mendongkrak harga komoditi, kenaikan harga karet ini diharapkannya juga dapat menjadi cara ampuh menekan angka kemiskinan. Sebab dengan meningkatkan harga jual karet dan sawit, daya beli petani akan ikut terangkat.
"Saya malu angka kemiskinan nasional sudah 1 digit dan Sumsel masih 12,80 persen. Saya ingin angka kemiskinan itu diturunkan sesegera mungkin. Salah satunya dengan peningkatan IPM," jelas HD.
Terkait kedatangan tim Kunjungan Komisi X DPR RI meliputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ekonomi Kreatif, menurut HD menjadi angin segar bagi Sumsel.
"Kunjungan Komisi X ini memberi angin segar bagi kita. Terimakasih sekali mereka sudah datang. Atas dukungan yang selama ini diberikan, bantuan infrastruktur saat Asian Games sehingga Sumsel sukses menjadi tuan rumah," jelasnya.
HD berharap dari pertemuan ini permasalahan pengelolaan Jakabaring pasca Asian Games juga bisa dicarikan solusi. HD ingin ada keberlangsungan pemanfaatan fasilitas di Jakabaring selain menjadi tempat event-event bertaraf nasional dan internasional. Saya ingin disitu jadi pusat study olahraga setelah Hambalang batal," tegasnya.
Tak hanya membahas, soal Jakabaring, karet dan kemiskinan, dalam diskusi itu HD juga banyak menyinggung soal status tenaga guru honorer dan upah yang dijanjikan. di hadapan sekitar 35 orang anggota Komisi X. HD menitipkan pesan agar upah guru honor yang dijanjikan sesuai UMR benar-benar direalisasikan dengan tegas dan jelas.
" Harus jelas clusternya honorer seperti apa. Ini harus jelas," tegasnya.
Di tempat yang sama Ketua Komisi X DPR RI Sultan Adil Hendra mengakui kecerdasan yang ditunjukkan Gubernur Sumsel Herman Deru. Meski baru menjabat 3 bulan namun visi misinya sudah sangat jauh ke depan. Hal ini dapat dilihat dari respon HD terhadap kehadiran Komisi X DPR RI.
"Kita akui kecerdasannya. Beliau paham betul bidang-bidang yang ada di Komisi X seperti pemuda, olahraga dan ekonomi kreatif. Saya lihat pemikiran beliau terhadap Sumsel luar biasa terutama SDM yang jadi sasaran utama," jelasnya.
Selain itu ia juga menilai HD sangat konsen dan berpihak pada para guru honorer yang ada di wilayahnya. Hal itu nampak jelas karena dalam diskusi singkat HD dengan lugas menyampaikan aspirasi ke anggota Komisi X yang hadir.
"Keberpihakannya pada honorer sangat tinggi. Selain itu dia juga konsen dengan kelanjutan pemanfaatan Jakabaring. Ia bahkan mengusulkan ini jadi pusat study olahraga di Indonesia. Beliau benar-benar tidak mau menyia-nyiakan ini," jelasnya.
Beberapa anggota Komisi X DPR RI yang hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Dra Popong Otje Djunjunan dari Fraksi Golongan Karya, Ferdiansyah Fraksi Partai Golongan Karya, Hj Ledia Hanifa Amalia S.Si M.Psi.T dari Fraksi PKS, Yayuk Basuki dari Fraksi PAN, Ir. Sri Meliyana dari Fraksi Partai Gerindra, Arzetty Bilbila Setyawan SE,M.A.P dari Fraksi PKB dan sejumlah anggota lainnya. (Red/Ril)
0 Komentar