Subscribe Us

Jelang Idul Adha, Dinkes Pantau Kesehatan Hewan Kurban

Kepala Dinas Pertanian, Drs Syamsurizal


Prabumulih, Laparta News - Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan qurban yang dilakukan setelah shalat Ied. Untuk itu, pemilihan hewan qurban harus benar-benar teliti sebelum sampai ke tangan masyarakat. Hewan yang akan dijadikan Qurban harus halal secara Islam dan sehat secara fisik.

Untuk memastikan itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Prabumulih Drs Samsurizal SP MSi didampingi Kabid Peternakan Drh Hj Nora Gustina langsung turun ke lapangan untuk memantau hewan qurban yang dijual oleh pesagang. Selain memastikan pasokan hewan kurban, kesehatan teehadap hewan juga menjadi perhatian serius pihak Dinas Pertanian.

"Kita harus pastikan hewan kurban benar-benar sehat dan tidak cacat. Untuk itu sosialisasi terus kita lakukan kepada sejumlah pedagang," ujar Syamsurizal saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/7).

Hal senada disampaikan Nora Gustina, menurutnya kelayakan hewan ternak yang akan dijadikan qurban harus dicek mulai dari umur dan kondisi fisiknya serta surat keterangan sehat hewan (SKKH) dari dinas instansi terkait atau dokter hewan setempat. Mengingat hewan kurban yang dijual pedagang juga disuplai dari luar Kota Prabumulih.

"Kalau hewan ternak di wilayah Prabumulih kita jamin dalam keadaan aman. Karena tim selalu turun ke lapangan melakukan pengecekan hewan ternak. Yang kita khawatirkan adalah hewan ternak yang masuk dari luar Prabumulih. Kita harus benar-benar jeli dalam hal pemeriksaannya," bebernya.

Dikatakan Nora, selain di tempat penjualan hewan kurban, pihaknya juga akan mengawasi proses penyembelihan terhitung empat hari saat Idul Adha dan tiga hari sesudahnya. Adapun kasus yang ditemukan pada hewan kurban adalah penyakit dalam seperti Cacing Hati (Pasciola Hepatica). Penyakit ini baru dapat diketahui setelah mengambil sampel dari hati hewan tersebut.

"Penyakit ini sering ditemukan saat setelah pemotongan hewan. Penyakit cacing hati disebabkan oleh cacing berbentuk pipih yang bersarang dalam hati hewan (fasciola hepatica). Namun penyakit ini tidak mempengaruhi daging hewan. Jika ditemui kasus ini maka hati hewan harus dibuang dan tidak baik untuk dikonsumsi," imbuhnya.

Ditambahkanya, masyarakat diharapkan lebih teliti memilih hewan yang akan dibeli. Pastikan hewan tersebut telah diperiksa dokter hewan dan dilengkapi surat keterangan. Perhatikan cara bernafas hewan, area mulut, kulit, bulu, area anus dan kotoranya serta cara tegak dan berjalan hewan. Jika hewan sakit atau mati maka jangan dipotong dan dikonsumsi.

"Sebelum membeli perhatikan kondisi fisik hewan. Biasanya tiga penyakit yang ada pada hewan yakni (Scabies/ Kudis), antraks dan cacing hati. Penyakit scabis ditandai koreng kemerahan pada mulut telinga dan bagian lain hewan, sedangkan antrak dengan gejala keluarnya darah berwarna merah hitam melalui hidung telinga dan kotoran hewan. Sementara cacing hati menyebabkan hewan menjadi kurus," tandasnya. (LN 01)

Posting Komentar

0 Komentar