Subscribe Us

PSBB di Prabumulih Jadi Salah Satu Tolak Ukur Berjalannya Perwako

Walikota Prabumulih Ir H Ridho Yahya MM saat memimpin konfrensi pers bersama sejumlah awak media
Prabumulih, LapartaNews - Penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Kota Prabumulih ternyata tidak hanya bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah corona desiase (covid-19). Namun, PSBB secara tidak langsung menjadi salah satu tolak ukur berjalannya Peraturan Walikota (Perwako) Prabumulih nomor 56/2015 tentang larangan truk melintas di Jalan Jenderal Sudirman Prabumulih.

Hal ini disampaikan oleh Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM dalam kegiatan konfrensi pers bersama Gugus Tugas Covid-19, Selasa (02/06/2020), di aula rapat lantai satu Kantor Pemkot Prabumulih.

Ridho Yahya menuturkan, banyaknya angkutan barang dengan tonase berat khususnya angkutan kayu log dan batubara menjadi permasalahan rumit yang dikeluhkan banyak masyarakat. Padalnya kendaraan itu bebas melintas di Jalan Jendral Sudirman yang membelah Kota Prabumulih. Sebab angkutan tersebut kerap menimbulkan kemacetan hingga mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya.

Tidak hanya itu, banyaknya truk milik perusahaan tambang batubara yang melewati Jalan Sudirman membuat jalan tersebut cepat rusak dan hancur. Sehingga masyarakat Prabumulih pun menjadi korbannya.

Berbagai langkah dan upaya terus dilakukan oleh Pemkot Prabumulih untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya yakni dengan melakukan tukar guling Jalan Lingkar Timur dengan Jalan Jendral Sudirman kepada pemerintah pusat.

Pengajuan itupun disambut baik oleh pemerintah pusat berdasarkan pertimbangan yang disampaikan oleh Walikota Prabumulih Ir H Ridho Yahya kala itu. Dengan telah disetujuinya pengajuan tukar guling itu, maka resmilah Jalan Jendral Sudirman menjadi milik dan tanggungjawab Pemkot Prabumulih dalam hal perawatannya.

"Makanya kita keluarkan perwako tentang larangan melintas bagi angkutan barang di Jalan Jendral Sudirman dan dialihkan ke Jalan Lingkar Timur. Itu saja kita masih sering kecolongan, karena diam-diam puluhan bahkan ratusan truk itu melintas di tengah kota, bahkan sampai ada oknum-oknum yang mengawal agar mereka dapat melewati Jalan Jendral Sudirman. Tapi sejak PSBB ini diberlakukan tidak ada lagi kendaraan truk yang masuk kota, karena setiap yang masuk Prabumulih akan diperiksa petugas di setiap posko chek point," ujar Ridho Yahya.

Suami dari Suryanti Ngesti Rahayu mengatakan, selain itu nilai positif lainnya yang didapat dari penerapan PSBB yakni dilakukannya pengaturan pedagang pasar pagi di Terminal Pasar Tradisional (PTM). Hampir 80 persen pedagang pasar pagi kini telah dipindahkan ke lokasi baru di Terminal Type B Lingkar Timur.

Pemindahan pedagang ini dilakukan untuk pembatasan jarak atau sosial distancing antara pedagang satu dengan yang lainnya. Mengingat hal tersebut harus dilakukan bagi daerah yang menerapkan PSBB untuk memutus mata rantai covid-19.

"Alhamdulillah pemindahan ini berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari masyarakat dan juga pedagang. Tempat yang disediakan lebih luas dibandingkan tempat yang lama, meskipun sifatnya sementara namun seluruh fasilitas yang dibutuhkan pedagang telah kita siapkan. Pedagang pun merasa nyaman dan malahan mereka minta agar pemindahan ini sifatnya permanen," jelasnya.

Tujuan utama dalam penerapan sosial distancing menurut Ridho adalah pasar. Sebab menurutnya pasar adalah tempat berkumpulnya orang banyak. Tidak hanya warga Prabumulih namun pasar juga banyak didatangi oleh warga dari kabupaten tetangga lainnya yang dekat dengan Kota Prabumulih. Untuk itu peberapan sosial distancing di pasar benar-benar harus dilakukan pencegahan penyebaran wabah virus corona.

"Kalau pembatas sosial distancing di pasar tidak bisa dilakukan maka penerapan PSBB sama saja tidak ada gunanya. Alhamdulillah hal ini bisa diatasi, bahkan pedagang dan pembeli pun juga mentaati aturan protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan hingga penggunaan hand sanitizier. Mudah-mudahan penerapan PSBB ini bisa berjalan dengan lancar sehingga tujuan kita untuk memutus mata rantai virus corona di Prabumulih juga berhasil," tandasnya. (LN 01)




Posting Komentar

0 Komentar