Subscribe Us

Produksi Pakan Mandiri di Muba Pangkas Biaya Hingga 50 Persen


Muba, LapartaNews - Kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Kabupaten Musi Banyuasin diberikan pelatihan terkait cara memproduksi pakan ikan secara mandiri. Sebab, pakan ikan sejauh ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pembudidaya ikan lantaran biaya yang tinggi.

"Pakan merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan budidaya perikanan. Sekitar 60 - 70 persen biaya produksi perikanan budidaya digunakan untuk biaya pakan," ujar Plt Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Tris Tomy, Selasa (30/3/2021).

Dalam budidaya ikan, sambung Tomy, efisiensi pakan dengan mempertahankan kebutuhan nutrisi untuk ikan sangat dibutuhkan, menekan biaya produksi yang berdampak pada peningkatan penghasilan pembudidaya ikan.

"Salah satu solusi tersebut adalah dengan menggunakan maggot atau larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) untuk pakan ikan. Baik digunakan langsung maupun di proses menjadi pellet," beber dia.

Oleh karena itu kata dia, pihaknya memberikan pelatihan bagi tiga kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Muba agar dapat memproduksi pakan ikan secara mandiri. Adapun ketiga Pokdakan tersebut yakni Pokdakan Tambak Mujur Kecamatan Sanga Desa, Pokdakan Milenial Mulyo Asih Kecamatan Keluang dan Pokdakan Sei Rejeki Kecamatan Sungai Lilin.

"Kita sangat berharap kelompok ini akan mampu memproduksi maggot dan memproduksi pakan ikan bahan baku maggot sehingga menjadi contoh bagi para pembudidaya ikan lainnya," harap dia.

Sementara, Kabid Sumber Daya Perikanan, Hj Mona Pebriza, menambahkan, jika pembudidaya ikan mampu memproduksi pakan secara mandiri, maka dapat memangkas biaya produksi hingga 50 persen.

"Kendala kita selama ini di pakan, kita kalau budidaya ikan biaya perkilo mahal. Kalau bisa produksi pakan itu bisa pangkas biaya 50 persen. Tapi kalau bisa produksi pellet bisa pangkas 90 persen," jelas dia.

Produksi pakan berupa maggot atau larva lalat tentara hitam, sambung dia, mudah untuk dilakukan oleh pembudidaya. Selain bahan baku yang banyak, waktu panen pun tidak terlalu lama.

"Protein tertinggi untuk pakan ikan yakni dari maggot. Bisa maggot fresh dengan cara disiramkan air panas terlebih dahulu atau dijadikan pellet. Maggot ini 14 hari sudah siap pakai, dengan cara produksi yakni menyiapkan sampah organik lalu diletakkan di media seperti di bio foam. Lalu maggot akan tumbuh dengan sendirinya," beber dia.

Selain diberikan pengetahuan terkait produkai maggot, Pokdakan yang mengikuti pelatihan akan diberikan mesin produksi pellet. Dengan harapan kedepan pembudidaya ikan dapat memprodukai pakan mandiri.

"Maggot, baik yang fresh maupun telah jadi pellet baik digunakan untuk jenis ikan apapun. Jadi, kita berharap kedepannya para pembudidaya ikan tidak lagi membeli pakan ikan, bisa memproduksi pakan ikan, hingga bisa menjual pakan ikan," tandas dia. (ril/ags)

Posting Komentar

0 Komentar