Subscribe Us

Abdul Basit Bantah Main Mata Dan Beri Fee Pejabat PERKIM Kabupaten Muba


Musi Banyuasin, LapartaNews - Menanggapi berita yang dinaikkan media ini sebelumnya berjudul "Oknum Pejabat Dinas Perkim Muba Diduga Main Mata Dengan Oknum DPRD Salahgunakan Dana Hibah Miliaran Rupiah" akhirnya dibantah langsung oleh Abdul Basit.

Pria yang juga menjabat sebagai salah satu anggota DPRD Muba sekaligus Pembina Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Muttolibiah, yang beralamat di Jl. Sekayu-Lubuklinggau RT 02 Desa Sukarami, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, hari Selasa 7/2/'23 di Sekayu kepada awak media ini memberikan hak jawabnya.

"Saya menggunakan hak jawab, memberikan sanggahan terhadap peryataan seorang narasumber dalam berita tersebut, yang menyatakan bahwa saya diduga main mata dan memberikan fee kepada oknum pejabat Dinas Perkim Muba, itu sama sekali tidak benar, tolong garis bawahi ini," cetusnya.

"Semuanya sudah sesuai prosedur sebagaimana biasanya. Pembangunan tersebut diusulkan melalui hasil reses anggota dewan, kemudian hasil reses tersebut disampaikan dalam rapat paripurna DPRD, diterima oleh Bupati. Hasil reses itu diinput  oleh BAPPEDA masuk SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah), disampaikan ke Kemendagri. Di SIPD inilah bisa masuk anggaran tahun selanjutnya, diluar SIPD tidak bisa. Selanjutnya disahkanlah yang akan dibangun di anggaran induk tahun selanjutnya oleh TAPD dan Banggar, setelah itu disahkan di Paripurna, itulah yang bisa dibangun," lanjutnya.

"Syaratnya harus ada proposal, itu ditangani oleh dinas PERKIM termasuk persyaratan-persyaratan lainnya, seperti: akte notaris, surat keterangan hibah tanah, itu semua sudah ada. Terakhir mengenai para siswa, sejak tahun 2014 sampai triwulan pertama tahun 2020 masih ada siswa hampir 200 orang, tetapi karena pandemi covid-19, sekolah diliburkan, kegiatan belajar dihentikan sampai pada tahun 2022 mayoritas sudah tamat SD, SMP, MTS, mereka pindah tempat. Untuk diketahui pendidikan yang diselenggarakan Yayasan kami sifatnya diniah (non formal) bukan sekolah formal, tetapi murid-muridnya semua berasal dari sekolah formal," imbuh anggota dewan dari fraksi PKS ini.

"Saat ini kami sedang menggalang kerjasama dengan Ponpes-Ponpes besar untuk menghidupkan lagi kegiatan belajar non formal di ponpes kami," pungkasnya. (ags)

Posting Komentar

0 Komentar